15 Cara Cerdas Untuk Membuat Anak Cinta Membaca (Bagian 2)
15 Cara Cerdas Untuk Membuat Anak Gemar Membaca (Bagian 1)
Cara Jitu Perkenalkan Al Quran pada Anak (2)
Cara Jitu Perkenalkan Al Quran pada Anak (1)
PROMO JULI 2011
1. Promo Heboh I (Triple Set) :
2. Promo Heboh 2 (Double Set) :
3. Promo Heboh 3 (One Set) :
PROMO APRIL 2011
PROMO APRIL 2011
Promo istimewa bulan ini...
HARGA SPESIAL !
I Love My Al-Qur'an + Halo Balita hanya Rp 3.555.000,-
(poin 29) yang masih ditambah...
BONUS LANGSUNG !
Bonus Halo Balita : Puzzle HB
Bonus ILMA : rehal dan diary ILMA
(bonus langsung juga berlaku untuk pembelian single set)
SMS/Telp.081394993971
email: tehfida @yahoo.co.id
Diary ILMA: Cara Asyik Mengikat Makna di Ruang Privat
Diary ILMA: Cara Asyik Mengikat Makna di Ruang Privat |
Produk I Love My Alquran terdiri dari mushaf Al-Quran, tafsir dan terjemahan, permainan ular tangga, kamus, CD lagu, dan kini dilengkapi dengan diary. Diary ini diciptakan untuk mengembangkan Quantum Reading, Writing, dan Listening. Mengikat makna merupakan pola untuk memudahkan mencari intisari dengan mengaplikasikan tafsir Al-Quran ke dalam kehidupan sehari-hari.
Diary ILMA merupakan salah satu pintu masuk atau alat bantu supaya Al-Quran dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam sebuah keluarga. Dengan kata lain, Diary ILMA lebih mengakrabkan ILMA di tengah-tengah keluarga dengan cara kerjanya yang membuat Al-Quran menjadi lebih kontekstual.
"Mengikat makna adalah konsep menjadikan baca-tulis dalam satu kegiatan yang sinergis (saling mendukung dan membantu). Mengikat makna Al-Quran sama dengan membuat Al-Quran berbicara. Jadi, kita bukan hanya membaca dan menghafal Al-Quran, tapi juga memaknai bacaan itu "
Nilai makna yang terkandung dalam suatu hal tidaklah sama bagi setiap orang. Sesuatu akan bermakna jika dianggap penting bagi diri pribadi masing-masing. Begitu pun dengan mengikat makna Al-Quran melalui penulisan Diary ILMA. Karena menyangkut ruang privat, tidak ada seorang pun yang berhak mencampuri ruang privat orang lain tanpa seizin pemiliknya. Singkatnya, Ayah, Ibu, dan anak memiliki hak yang sama dalam mengungkapkan perasaan dan pengalamannya masing-masing.
Jadi, saat seseorang mendapatkan sesuatu lalu disampaikan sesuai dengan apa yang dipahaminya, bebas, itulah yang disebut dengan mengikat makna di ruang privat. Dan menurut pakar pendidikan, pembelajaran dengan metode seperti itu sangat dianjurkan. Kemudian, Mengikat makna dan mengisi diary harus dibiasakan, agar efeknya terasa dan hari-hari yang dilalui pun tidak berlalu dengan kehampaan.
"Membaca memerlukan menulis dan menulis memerlukan membaca. Artinya, jika kita membaca sesuatu dan apa yang kita baca tidak kita ikat, maknanya akan hilang. Menulis akan membantu kegiatan membaca agar yang dihasilkan dari membaca tidak sia-sia. Menuliskan apa yang kita dapat, apalagi jika bermanfaat, itu luar biasa."
ILMA dengan segala metode yang ditawarkan di dalamnya dapat membantu pendidikan mengenai Al-Quran di keluarga. Sehingga Al-Quran tidak lagi berjarak jauh dengan orang yang mempelajarinya, dalam hal ini setiap anggota keluarga Muslim. Selain itu, Al-Quran pun tidak hanya dijadikan sebagai bacaan. Anggaplah Al-Quran sebagai teman dan jadikanlah Al-Quran sebagai poros seluruh ilmu pengetahuan seperti yang telah dicontohkan oleh para ilmuwan Muslim terdahulu.
Dengan adanya Diary ILMA, diharapkan setiap keluarga dapat membangun suatu kebiasaan positif, yaitu mendokumentasikan pemikiran-pemikiran setiap anggota keluarga dalam bentuk ruang privat. Diary-diary yang sudah dituliskan dapat menjadi report atau saksi sejarah perjalanan hidup dan konsep berpikir masing-masing anggota keluarga. Dari sana bisa dilihat perkembangan jiwa anak dan orangtua. Bahkan, lebih menarik lagi, pemikiran ini dapat diwariskan kepada generasi mendatang sebagai sarana berbagi pengalaman hidup. Selain itu, diary ini pun dapat mengisi rak-rak perpustakaan pribadi atau keluarga bersama buku-buku yang biasa kita baca sehari-hari.
3 konsep yang terdapat dalam Diary ILMA, yaitu Management Learning, Mind Mapping, dan Writing. "Management Learning membantu keluarga atau pembelajarnya menentukan jadwal belajar Al-Quran setiap harinya dengan metode berbeda yang dapat menstimulus multiple intelligence. Metode-metode tersebut di antaranya dengan membaca, menulis, menggambar, membuat kerajinan tangan, mendongeng, membuat lagu (bernyanyi), dan bermain. Seluruh tema kegiatan tersebut diambil dari Al-Quran."
Orang tua tidak dapat membendung kegemaran anak pada televisi dengan cara mematikan televisi atau menghindari televisi. Cara yang lebih efektif adalah orangtua dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar dan bermain yang kondusif. Tujuannya agar anak mendapatkan ilmu dengan cara yang menyenangkan. Salah satunya dengan mengajak belajar Al-Quran bersama, dengan mengikat maknanya di ruang privat atau Diary ILMA yang sudah disediakan.
Diary ILMA dapat diisi dengan berbagai metode, yaitu bisa diisi dengan syair puisi yang kemudian dapat dibuat lagu, bisa juga dengan menggambar dan membuat kerajinan tangan. Selain itu, orangtua dapat menggunakan metode mendongeng bagi anak yang belum lancar atau belum dapat membaca.
Sebelum meminta anak-anaknya mempelajari sesuatu, diharapkan orangtua pun mempelajarinya terlebih dahulu. Sehingga saat anak-anak bertanya tentang banyak hal yang sedang dipelajarinya, orangtua tidak kelabakan atau bahkan melarikan diri dengan menyalahkan anak yang banyak bertanya. Orangtua pun dapat belajar dari hal-hal yang sangat sederhana terlebih dahulu karena hal itu akan lebih efektif, seperti layaknya anak-anak yang baru belajar berjalan atau belajar sesuatu yang baru.
Konsep Diary ILMA lainnya adalah Mind Mapping (konsep pemetaan pikiran). Dengan Mind Mapping, kita dapat mengeluarkan satu gagasan yang kemudian akan menghasilkan gagasan baru yang lebih spesifik dan memudahkan kita untuk melahirkan sebuah tulisan.
Tulisan yang dihasilkan di ruang privat adalah tulisan bebas kritik, tidak ada salah dan benar di dalamnya. Tujuannya adalah mengembangkan pemikiran dan menuangkan segala yang ada di dalam diri kita, penuh dengan proses belajar dan pengalaman. Orang tua dan anak tidak saling mengoreksi satu sama lain, melainkan menumbuhkan budaya berdiskusi di keluarga. Hal tersebut yang akan menghidupkan keluarga itu sendiri.